Walking alone
Diposkan oleh umaimatul firdausy di 19.48Alana mulai menyesal. Kenapa
tidak sekalian ia hapus nama Harris dari akun Facebook-nya? Alana telah
menghapus nama Harris dari phone book dan Yahoo Messenger, tapi ketika
Alana mau memencet tombol remove friend, jarinya tidak kuasa
melakukannya. Sementara, Harris sudah menghapus Anna duluan dari kontak
Blackberry-nya.Angan Alana melayang pada peristiwa setahun yang lalu.
Pertengkaran dan perdebatan tanpa henti yang selalu diakhiri dengan
ancaman, kalau Harris tidak akan bicara lagi seumur hidup pada nya.
Lalu, ia akan menangis dan memohon maaf. Dalam setiap
perselisihan, Harris selalu berpikir dialah yang benar, dan Alana yang
salah. That’s Harris! Harris, the Perfect. Harris yang Alana
cintai…..Seharusnya Alana gembira sudah lepas dari Harris. Pria
temperamental yang tidak pernah mau kalah. Yang kalau sudah marah tak
ragu membentak-bentak, yang melarangnya memakai sepatu high heels karena
tinggi mereka tak jauh beda. Kenyataannya, Alana hanya bisa merasa
gembira selama satu hari. Sesudahnya? Hampa. Aneh rasanya kehilangan
sosok seseorang yang biasa diajak bicara sepanjang hari. Seandainya
Blackberry Alana bisa ngomong, dia juga pasti bingung kenapa mendadak
jadi jarang berdenting dan tak perlu di-charge sehari tiga kali.Sekarang
Alana punya kebiasaan baru, menjadi stalker! Yeah, dia memata-matai
akun Facebook dan Twitter Harris. Membaca post nya, dan tak lupa melihat
status relationship-nya di Facebook. "Oh masih single, baguslah"
katanya.Namun, eh apa ini? Ada seorang cewek bernama Ivanka yang begitu
eksis di wall Facebook Harris. Ia menghujani setiap status Harris di
status-nya sendiri. Hossh.. Alana hanya bisa mendengus seperti banteng
murka melihatnya. Tapi Alana juga tak bisa berbuat apa-apa.Ya, Alana
merasa hampir gila. Bahkan, dipikir-pikir dia memang gila. Mengapa dia
mesti sedih karena kehilangan seseorang yang kerap
menyakitinya?Jawabannya pun tak kalah gila. Karena dia tidak bisa
berhenti mencintainya.Ya, Alana rindu Harris. Alana rindu
kecerewetannya, Alana rindu diatur-atur olehnya. Alana rindu saat-saat
mereka bersama. Saat mereka tertawa, saat mereka bercanda, saat mereka
makan bersama, menjelajahi kota berboncengan naik motor. Setiap saat
yang mereka lewati bersama dalam damai. Jika temperamental nya tidak
sedang kumat, Harris benar-benar menjelma menjadi pria yang penuh
perhatian. Dan saat ia pergi, ia membuat lubang dihati Alana.Harris
adalah pria yang angkuh. Setelah selama berhari-hari berharap ia akan
meminta maaf dan menyapa Alana lagi di YM, dengan kecewa Alana sadar
Harris terlalu angkuh dan keras hati untuk melakukannya. Itulah alasan
mengapa Alana memutuskan untuk me-remove Harris dari phone book dan YM.
Tak lain untuk mencegah jarinya mengetik sepotong pesan untuk Harris.
Lagipula, sedih rasanya melihat YM-nya yang selalu online namun ia tak
pernah menyapa.“He doesn’t love me. He doesn’t care anymore. Life goes
on, so I have to move on.”Alana sudah mampu berfikir logis semacam
itu. Delete? Yes. Tapi, lalu “tangannya kram” saat akan menghapus Harris
dari Facebook. Enggak. Alana enggak sanggup. Alana enggak bisa
menghapus koneksi antara dia dan Harris yang masih tersisa. Jauh di
lubuk hatinya, ia berharap siapa tahu suatu hari Harris akan kembali.
Alana tidak rela bila mereka harus berakhir sebagai dua orang
musuh.Alana tahu ia harus melangkah maju. Move on. Life goes on. Harris
sudah pergi, dan dia terlalu angkuh untuk meminta maaf duluan. Sudah
cukup, selama ini Alana yang meminta maaf duluan.Lalu, Alana sadar, ia
tidak bisa galau terus. Ia tidak bisa hanya sekadar hidup menjalankan
aktivitasnya. Harris tidak akan kembali. Seorang teman melapor kepada
Alana kalau melihat Harris jalan dengan seorang cewek (Ivanka). Harris
udah melangkah maju. Kenapa Alana masih jalan ditempat?Alana harus
mencoba move on walau dia merasa bagaikan berjalan maju diatas
treadmill…. Yeah she's walking alone now…butuh waktu satu atau dua bulan
untuk terbiasa dengan ketidakhadiran Harris. Alana berdoa untuk bisa
menerima segala sesuatu yang telah terjadi diantara mereka. Alana
beraktivitas sesibuk mungkin untuk memaafkan semua yang telah
terjadi. Alana lalu belajar untuk percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan
yang lebih baik untuknya. Dia mencoba tidak mengingat-ingat Harris,
menyingkirkan Harris dari topik pembicaraannya. Hidup itu sebenarnya tak
lebih daripada sekedar kebiasaan, bukan?dikutip dari buku "curhat move
on" dengan sedikit pembaharuan:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar