Minggu, 18 Agustus 2013

Walking alone

Diposkan oleh umaimatul firdausy di 19.48Alana mulai menyesal. Kenapa tidak sekalian ia hapus nama Harris dari akun Facebook-nya? Alana telah menghapus nama Harris dari phone book dan Yahoo Messenger, tapi ketika Alana mau memencet tombol remove friend, jarinya tidak kuasa melakukannya. Sementara, Harris sudah menghapus Anna duluan dari kontak Blackberry-nya.Angan Alana melayang pada peristiwa setahun yang lalu. Pertengkaran dan perdebatan tanpa henti yang selalu diakhiri dengan ancaman, kalau Harris tidak akan bicara lagi seumur hidup pada nya. Lalu, ia akan menangis dan memohon maaf. Dalam setiap perselisihan, Harris selalu berpikir dialah yang benar, dan Alana yang salah. That’s Harris! Harris, the Perfect. Harris yang Alana cintai…..Seharusnya Alana gembira sudah lepas dari Harris. Pria temperamental yang tidak pernah mau kalah. Yang kalau sudah marah tak ragu membentak-bentak, yang melarangnya memakai sepatu high heels karena tinggi mereka tak jauh beda. Kenyataannya, Alana hanya bisa merasa gembira selama satu hari. Sesudahnya? Hampa. Aneh rasanya kehilangan sosok seseorang yang biasa diajak bicara sepanjang hari. Seandainya Blackberry Alana bisa ngomong, dia juga pasti bingung kenapa mendadak jadi jarang berdenting dan tak perlu di-charge sehari tiga kali.Sekarang Alana punya kebiasaan baru, menjadi stalker! Yeah, dia memata-matai akun Facebook dan Twitter Harris. Membaca post nya, dan tak lupa melihat status relationship-nya di Facebook. "Oh masih single, baguslah" katanya.Namun, eh apa ini? Ada seorang cewek bernama Ivanka yang begitu eksis di wall Facebook Harris. Ia menghujani setiap status Harris di status-nya sendiri. Hossh.. Alana hanya bisa mendengus seperti banteng murka melihatnya. Tapi Alana juga tak bisa berbuat apa-apa.Ya, Alana merasa hampir gila. Bahkan, dipikir-pikir dia memang gila. Mengapa dia mesti sedih karena kehilangan seseorang yang kerap menyakitinya?Jawabannya pun tak kalah gila. Karena dia tidak bisa berhenti mencintainya.Ya, Alana rindu Harris. Alana rindu kecerewetannya, Alana rindu diatur-atur olehnya. Alana rindu saat-saat mereka bersama. Saat mereka tertawa, saat mereka bercanda, saat mereka makan bersama, menjelajahi kota berboncengan naik motor. Setiap saat yang mereka lewati bersama dalam damai. Jika temperamental nya tidak sedang kumat, Harris benar-benar menjelma menjadi pria yang penuh perhatian. Dan saat ia pergi, ia membuat lubang dihati Alana.Harris adalah pria yang angkuh. Setelah selama berhari-hari berharap ia akan meminta maaf dan menyapa Alana lagi di YM, dengan kecewa Alana sadar Harris terlalu angkuh dan keras hati untuk melakukannya. Itulah alasan mengapa Alana memutuskan untuk me-remove Harris dari phone book dan YM. Tak lain untuk mencegah jarinya mengetik sepotong pesan untuk Harris. Lagipula, sedih rasanya melihat YM-nya yang selalu online namun ia tak pernah menyapa.“He doesn’t love me. He doesn’t care anymore. Life goes on, so I have to move on.”Alana sudah mampu berfikir logis semacam itu. Delete? Yes. Tapi, lalu “tangannya kram” saat akan menghapus Harris dari Facebook. Enggak. Alana enggak sanggup. Alana enggak bisa menghapus koneksi antara dia dan Harris yang masih tersisa. Jauh di lubuk hatinya, ia berharap siapa tahu suatu hari Harris akan kembali. Alana tidak rela bila mereka harus berakhir sebagai dua orang musuh.Alana tahu ia harus melangkah maju. Move on. Life goes on. Harris sudah pergi, dan dia terlalu angkuh untuk meminta maaf duluan. Sudah cukup, selama ini Alana yang meminta maaf duluan.Lalu, Alana sadar, ia tidak bisa galau terus. Ia tidak bisa hanya sekadar hidup menjalankan aktivitasnya. Harris tidak akan kembali. Seorang teman melapor kepada Alana kalau melihat Harris jalan dengan seorang cewek (Ivanka). Harris udah melangkah maju. Kenapa Alana masih jalan ditempat?Alana harus mencoba move on walau dia merasa bagaikan berjalan maju diatas treadmill…. Yeah she's walking alone now…butuh waktu satu atau dua bulan untuk terbiasa dengan ketidakhadiran Harris. Alana berdoa untuk bisa menerima segala sesuatu yang telah terjadi diantara mereka. Alana beraktivitas sesibuk mungkin untuk memaafkan semua yang telah terjadi. Alana lalu belajar untuk percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan yang lebih baik untuknya. Dia mencoba tidak mengingat-ingat Harris, menyingkirkan Harris dari topik pembicaraannya. Hidup itu sebenarnya tak lebih daripada sekedar kebiasaan, bukan?dikutip dari buku "curhat move on" dengan sedikit pembaharuan:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar