Mungkin aku terlalu berharap banyak.....
Diposkan oleh umaimatul firdausy di 10.04Rasanya semua terjadi begitu
cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh.
Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Kamu hadir membawa banyak
perubahan dalam hari-hariku. Hitam dan putih menjadi lebih berwarna
ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong di hatiku. Tak ada
percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar
biasa. Entahlah, perasaan ini bertumbuh melebihi batas yang kutahu.Aku
menjadi takut kehilangan kamu. Siksaan datang bertubi-tubi ketika
tubuhmu tidak berada di sampingku. Kamu seperti mengendalikan otak dan
hatiku, ada sebab yang tak kumengerti sedikitpun. Aku sulit jauh darimu,
aku membutuhkanmu seperti aku butuh udara. Napasku akan tercekat jika
sosokmu hilang dari pandangan mata. Salahkah jika kamu selalu
kunomorsatukan?Tapi... entah mengapa sikapmu tidak seperti sikapku.
Perhatianmu tak sedalam perhatianku. Tatapan matamu tak setajam tatapan
mataku. Adakah kesalahan di antara aku dan kamu? Apakah kamu tak
merasakan yang juga aku rasakan?Kamu mungkin belum terlalu paham dengan
perasaanku, karena kamu memang tak pernah sibuk memikirkanku. Berdosakah
jika aku seringkali menjatuhkan air mata untukmu? Aku selalu kehilangan
kamu, dan kamu juga selalu pergi tanpa meminta izin. Meminta izin?
Memangnya aku siapa? Kekasihmu? Bodoh! Tolol! Hadir dalam mimpimu pun
aku sudah bersyukur, apalagi bisa jadi milikmu seutuhnya. Mungkinkah?
Bisakah?Janjimu terlalu banyak, hingga aku lupa menghitung mana saja
yang belum kamu tepati. Begitu sering kamu menyakiti, tapi kumaafkan
lagi berkali-kali. Lihatlah aku yang hanya bisa terdiam dan membisu.
Pandanglah aku yang mencintaimu dengan tulus namun kau hempaskan dengan
begitu bulus. Seberapa tidak pentingkah aku? Apakah aku hanyalah
persimpangan jalan yang selalu kau abaikan – juga kautinggalkan?Apakah
aku tak berharga di matamu? Apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut
aturanmu? Di mana letak hatimu?! Aku tak bisa bicara banyak, juga tak
ingin mengutarakan semua yang terlanjur terjadi. Aku tak berhak
berbicara tentang cinta, jika kauterus tulikan telinga. Aku tak mungkin
bisa berkata rindu, jika berkali-kali kauciptakan jarak yang semakin
jauh. Aku tak bisa apa-apa selain memandangimu dan membawa namamu dalam
percakapan panjangku dengan Tuhan.Sadarkah jemarimu selalu lukai hatiku?
Ingatkah perkataanmu selalu menghancurleburkan mimpi-mimpiku? Apakah
aku tak pantas bahagia bersamamu? Terlau banyak pertanyaan. Aku muak
sendiri. Aku mencintaimu yang belum tentu mencintaiku. Aku mengagumimu
yang belum tentu paham dengan rasa kagumku.Aku bukan siapa-siapa di
matamu, dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa. Sebenarnya, aku juga
ingin tahu, di manakah kauletakkan hatiku yang selama ini kuberikan
padamu. Tapi, kamu pasti enggan menjawab dan tak mau tahu soal rasa
penasaranku. Siapakah seseorang yang telah beruntung karena memiliki
hatimu?Mungkin... semua memang salahku. Yang menganggap semuanya berubah
sesuai keinginanku. Yang bermimpi bisa menjadikanmu lebih dari teman.
Salahkah jika perasaanku bertumbuh melebihi batas kewajaran? Aku
mencintaimu tidak hanya sebagi teman, tapi juga sebagai seseorang yang
bergitu bernilai dalam hidupku.Namun, semua jauh dari harapku selama
ini. Mungkin, memang aku yang terlalu berharap terlalu banyak. Akulah
yang tak menyadari posisiku dan tak menyadari letakmu yang sengguh jauh
dari genggaman tangan. Akulah yang bodoh. Akulah yang
bersalah!Tenanglah, tak perlu memerhatikanku lagi. Aku terbiasa
tersakiti kok, terutama jika sebabnya kamu. Tidak perlu basa-basi, aku
bisa sendiri. Dan, kamu pasti tak sadar, aku berbohong jika aku bisa
begitu mudah melupakanmu.Menjauhlah. Aku ingin dekat-dekat dengan
kesepian saja, di sana lukaku terobati, di sana tak kutemui orang
sepertimu, yang berganti-ganti topeng dengan mudahnya, yang berkata
sayang dengan gampangnya.
dari seorang yang kehabisan cara untuk membuktikan cintanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar