Bintangku pergi bersama Bayangan sang Bulan.....
“Aku mencintaimu!” teriakku dalam hatiTapi tak sanggup aku
katakan.Pengecut sepertiku pantas mati, sesakku dalam pikiran yang
meronta. “Aku menyayangimu!” teriakku, kembali dalam hati. Bukannya
kukatakan kepadamu, malah aku berlelah dalam sikapku padamu. “Aku mau
kau membaca dan mengerti sikapku!”“ Jangan buat aku seperti manusia
bodoh!” kecamku padamu, lagi-lagi di dalam hati.Ughh…..apakah susah
bagimu melihatku?“Bintang…..jadikan aku bulan bagimu!”“Agar senantiasa
aku bisa bersamamu!”“Sejajar di dalam pergerakan surya!”“Melintasi orbit
di galaksi bersamamu!”Aaahh….aku lupa…bintang tidak berotasi, dia hanya
diam, berpendar, berkelap-kelip…Sedangkan bulan
berotasi…uppss..berevolusi….opsss..whatever….Aku terus menceracau dalam
hati…takut untuk bilang padamu…Bintaaaaangg…..tolong lihat
aku….keluhku….Aku ingat kau pernah bilangKau adalah bintang yang sedang
mencari bulanAgar kau bisa ikut bergerak bersamanya Aku ingin menjadi
bulan itu….Aku ingin kau ikut bersamaku…Atau malah aku yang ikut
bersamamu..Aku tersenyum sendiriBelakangan ini Bintangku sudah jarang
menceritakan BulanAda harapan yang tumbuh di sudut
kepesimisankuBintangku sangat perhatian padakuDiusapnya kepalaku,
dituntunnya akuSeakan-akan aku adalah harta bernilai baginyaAku merasa
suatu saat bisa menjadi Bulan baru untuknya“Bintang kecil!” Eh, ada
suara yang memanggilku….Oooh…itu suara Bintangku…“Jangan panggil aku
Bintang kecil!”“Aku bukan saudaramu, dan aku bukan adikmu!”Teriakku
lantang…..Bukan maksudku berkeras pada BintangTapi Bintang harus tahu,
aku tidak mau disebut Bintang KecilAku tidak mau menjadi Bintang
sepertinyaKarena Bintangku menginginkan Bulan bersamanyaAku harus
menjadi Sang BulanAku ingin dipanggil Bulan olehnyaBulan yang
baru…“Bintang kecil!” “Kau melihat apa?!” “Marah-marah lagi?” tuturnya
lembut.Lembut sekali suaramu Bintangku…Bintangku, tahukah kamu..Aku iri
pada sang Bulan yang telah merebut hatimu…Aku ingin Bintangku melihat
aku bukan sebagai Bintang KecilNamun sebagai Bulan…Aku akan berubah
menjadi Bulan suatu saat…Untuknya…haruss!!“Tidak ada apa-apa!” “Pergi
sana kau Bintang…, cari sang Bulan, jangan kau cari aku!”Pernyataan sama
yang sering aku lontarkan kepadanyaMengandung kata-kata sang Bulan
untuk memancing emosinyaAku ingin tahu apa yang Bintangku rasakan pada
Bulannya“Bintang Kecil….jangan marah padaku….”“Kau Bintang Kecilku…akan
selalu seperti itu…”“Menemaniku dikala aku merindukan sang
Bulan..”“Temani aku ya Bintang Kecilku…!”Lembut tanpa terkesan memaksa
memang ciri khas Bintangku.Aku terduduk, diam..Hening sejenak,
mengumpulkan keberanianUntuk kemudian bertanya padanya….“Bintang, masih
ingat Bulan?!” tanyaku.“Kenapa kau tanyakan itu Bintang Kecil?” jawabmu
terkekek.“Jangan tertawa, aku hanya ingin tahu…apakah kamu masih
mengingat Bulan!” tegasku.Menghela nafas…Berat…aku tahu jawabanmu
Bintangku“Yaah…aku masih mengingat Bulan…tapi..dia sudah pergi dan dia
tidak membawaku bersamanya…!” Bintangku berkata sambil menunduk. Aku
melihat kekecewaan tersamar di kelam matanya. “Dan kau akan menunggu
Bulan baru?!” Bersamaku?!” aku berkata kembali padanya, dan mencoba
memandang matanya, kembali kami bertatapan dan mata bintangku berpijar
lembut. Bintangku berdehem pelan, tersenyum, dan......“Yeah…kamu tidak
keberatan kan Bintang Kecilku?” sahutmu.Mencoba bernafas
teratur…….dalam-dalam, aku berkata lirih:“Bintang….apakah aku akan
selalu menjadi Bintang Kecilmu?!” kataku pelan.“Hey….pertanyaan yang
bodoh!! Tentu saja kau akan selalu menjadi Bintang Kecilku…“Kamu adikku,
penyemangatku, pelipur lara ketika aku menunggu sang Bulan…mana mungkin
aku menggantikanmu dengan Bintang Kecil lainnya!” Bintangku mengusap
kepalaku…“Kenapa kau tanyakan itu?!” Adakah yang mengganggu pikiranmu?!”
lanjut Bintangku kembali. “Tapi kau selalu bercerita tentang sang
Bulan, sehabis Bulan yang satu, kau gantikan dengan sang Bulan
lainnya….apa pernah ada aku dihatimu?!” tanyaku pelan..cenderung lirih
malahan. Aku menghindari usapan Bintang berikutnya di kepalaku. “Tentu
saja kau ada dihatiku Bintangku…!” Pertanyaan bodoh ini haruskah perlu
di jawab?!” Bintangku menjawab pertanyaanku dengan senyum khasnya. Indah
dan berpijar…“Aku ingin menjadi sang Bulan….Bulanmu Bintang…!”“Bukan
Bintang kecilmu, bukan adikmu, kita bahkan tidak bersaudara!”“Jadikan
aku bulanmu! Bulan yang baru!” teriakku….kali ini aku benar-benar
mengatakannya…Oh Tuhan….Keluhku dalam hati…Mohon bilang bisa
Bintangku…Bilang iya….Hening……Waktu terasa berhenti…Aku merasa
terlontar….Gemetaran…Bintangku memandangkuMenggenggam tangankuBerbicara
pelan seakan takut menyakiti hatiku“Aku menyayangimu Bintang
kecil…”“Kamu lucu, sinarmu terang, dan aku takut kehilangan bintang
kecilku…selalu…!”Bintangku terdiam, seakan berat untuk mengatakan
kalimat selanjutnya.“Tapi bintang akan tetap selalu menjadi dan
kelihatan bintang dimataku, dihatiku, di semua pikiranku…dia tidak akan
pernah menjadi sang Bulan…itu hal berbeda Bintang Kecil!” Aku
diam….mencoba mencerna kalimat Bintangku.“Ta….ta….tapi…aku selalu bisa
menemanimu, membuatmu tertawa, mengasihimu..!”“Dan kau menyayangiku kan?
Selalu memperhatikan aku….apa aku salah ingin menjadi Bulanmu?!”
teriakku kembali. Rasanya aku sudah mulai kacau…aku ingin Bintangku tahu
bahwa aku ingin berubah menjadi Bulan untuknya..Aku menepis genggaman
tangan Bintangku. Melotot kepadanya, ah…pasti Bintang terkejut melihat
rupaku. “Tidak bisa bintang kecil…maafkan aku…bintang tetap bintang, dan
bulan tetap menjadi bulan…mohon jangan memintaku untuk merubahmu…atau
kita akan sama-sama kehilangan!” keluh Bintangku..“Tidak bisakah kau
mencobanya Bintang!”“Anggap aku bulan…jadikan aku bulanmu, aku janji
tidak akan meninggalkanmu!” isakku.“Maafkan aku bintang kecil, maafkan
segala perhatianku kepadamu, bukan maksudku membuatmu berfikiran akan
menjadi Bulan untukku, maafkan…!”Aku tergugu, pilu sekali
rasanya…Mengapa tak kusadari dari awalBahwa Bulan akan tetap menjadi
Bulan untuk BintangDan aku…hanya akan menjadi Bintang Kecil untuk
BintangTapi….Bukankah aku pernah mendengar suatu ceritaBahwa percintaan
yang dimulai dari persahabatan akan langgeng selamanyaBahwa kebersamaan
akan mengubah rasa biasa menjadi indah yang bernama cintaBahwa waktu
akan mengubah perasaan seseorangBahwa perhatian akan memanen
kemanisanYang aku lupakan…Bintangku mencintai BulanSelalu mencintai
BulanBila Bulan pergi, dia akan mencari Bulan lainnyaBukan Bulan yang
berbentuk BintangBukan Bintang yang akan berubah menjadi BulanHanya
BulanSudah dari sananya….Dia sudah memposisikan aku sebagai Bintang
KecilnyaSeperti seorang kakak ke seorang adikSeperti seorang teman ke
sahabatnyaSeperti seorang saudara ke sanaknyaAh Bintangku….Biarkan aku
pergi sejenak..Untuk menjauh dan menyadari bahwa aku hanyalah
bintangBintang kecil untukmuDan Bulankupun sedang menunggukuSuatu saat
kita akan bersama lagi BintangkuBukan sebagai Bintang dan BulanTapi
Bintang dan Bintang KecilYang kedua-duanya mencari Bulan
masing-masingSemoga kita berbahagia BintangkuKamu dan akuKamu dan
BulanAku dan Bulanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar