Akan tetapi para peneliti tersebut diyakinkan oleh para penduduk lokal kalau monyet-monyet langka tersebut tidaklah sulit untuk ditemukan. Mereka hanya perlu menunggu sampai turun hujan saja.
Penemuan ini dibuat oleh para ahli biologi dari Myanmar Biodiversity and Nature Conservation Association, para ahli primata dari Fauna and Flora International, dan orang-orang dari People Resources and Biodiversity Foundation.
Tim peneliti tersebut sebelumnya bekerja untuk sebuah survei monyet gibbon di tenggara Myanmar pada awal 2010, dan para penduduk lokal memberitahukan mereka mengenai monyet jenis baru tersebut.
Penduduk setempat menyebut monyet tersebut dengan sebutan ‘Myuk Na Tok Te’ atau ‘Mey Nwoah’, kedua-duanya berarti ‘monyet dengan hidung mendangak ke atas’. Monyet tersebut tinggal di wilayah yang terpisah dengan spesies lain, berbataskan oleh dua sungai.
Penemuan hewan ini langsung mendapat status sebagai hewan yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar